Saturday, December 15, 2007

Berkurban atau Berkorban, Ikhlaslah!

Oleh: Idah Arbaiyah - Daegu Korea Selatan


" Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah
(sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)”


Di bulan Dzulhijjah ini ada 2 moment yang penting bagi umat Islam, yaitu ibadah haji dan berkurban. Bagi kita yang hingga saat ini belum dapat melaksanakan ibadah haji tentu mempunyai keinginan untuk berkurban sebagai tanda ketaatan kita kepada perintah Allah SWT. Karena ibadah Qurban merupakan salah satu ibadah yang di syari’atkan dalam islam. Ibadah ini mempunya dua asp, yaitu yang berhubungan dengan Allah dan yang berhubungan dengan manusia. Tentu saja ini adalah salah satu bentuk tarbiyah dzatiyah (pembinaan diri) untuk mengikis gejala-gejala penyakit kikir, cinta dunia dan kufur nikmat. Lalu dengan ini pula seorang muslim diajak untuk memperhatikan saudaranya, karena masih banyak muslim lain yang belum bisa menikmati hewan kurban pada hari-hari biasa dengan berbagai alasan. Begitu pentingnya berqurban ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:


siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami. (HR. Ahmad dan Ibn. Majah).



Kita yang tentu saja punya kelebihan dari segi financial (kalau boleh dikatakan) dengan penghasilan yang lumayan cukup untuk ukuran kalangan menengah kebawah tentu saja, masing-masing kita pasti punya keinginan untuk melaksanakan 2 ibadah itu. Tapi gimana yah … ini kan di Korea, mau naik haji ONH nya belum cukup nich, lagian visa TKI mana bisa (apa lagi yang gak punya visa). Tapi setidaknya kita kan bisa berkurban sebagai tanda kita mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Karena hukum qurban adalah sunnah muakkad (utama) menurut sahabat, tabi’in, dan fuqana(ahli fiqih). Kita yang ada di Korea ini Insya Allah sanggup, tapi koq ya ….. !


Masih banyak yang sulit untuk melaksanakan ibadah yang satu ini walaupun hanya setahun sekali, padahal begitu banyak pahala yang dijanjikan Allah apabila kita dapat melaksanakannya.



Trus apakan makna berkurban sama dengan berkorban ? Nah… untuk berkurban mungkin kita harus mengorbankan suatu keinginan yang sangat mendesak dan kita perlukan. Tapi ikhlaskah kita apabila kita harus mengorbankan kebutuhan yang sudah sangat mendesak demi mempersembahkan bukti kecintaan dan ketaqwaan kita kita kepada Allah ?


Kalau yang ini tentunya kita tanya niat dong…, mungkin kita nih lagi punya niat beli barang, uang sudah dikumpulin dari sisa-sisa uang saku bulan kemarin. Tapi gimana nih… udah keburu Idul Adha, uang untuk kurban belum disisihkan lagi. Yah… udah deh … korbankan dulu keinginan beli barangnya, ntar kan masih bisa ditunda bulan depan, sedangkan berkurban harus nunggu tahun depan lho. So… jangan tunda sampai besok apa yang dapat anda kerjakan hari ini, siapa tahu esok lusa kita sudah tiada, karena tidak ada yang dapat menjamin umur kita. Jangan kita hanya bisa berniat, buktikan dengan perbuatan, atau haruskan kita harus berkorban perasaan terus dari tahun ke tahun. Keep fighting .... untuk melakukan amal kebaikan, semoga Ridho Allah akan selalu mengiringi langkah kita, dan semoga Allah menguatkan hati kita untuk terus berazzam dalam amal. Wallahu A’lam Bish-shawab.

3 comments:

Anonymous said...

Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my blog, it is about the Impressora e Multifuncional, I hope you enjoy. The address is http://impressora-multifuncional.blogspot.com. A hug.

kisahilmanda said...

terima kasih pengingatannya..

ikhlas menjadi kunci utama dalam setiap amalan..

ketika saya berpikir tentang ikhlas..muncul 3 pertanyaan..
a. bagaimanakah sebenarnya rasanya ikhlas itu?
b. bagaimana cara mendapatkan ikhlas?
c. mengapa seringkali tidak mudah untuk ikhlas?

dan sampai saat ini saya masih terus belajar tentang ikhlas..

kebenaran said...

jamu psikologi klik www.setansatan.blogspot.com jamu memang pahit